Friday, 10 June 2016

Penjelasan Tentang Sintaksis



Pengertian Sintaksis

Sintaksis dalam bahasa Belanda syntaxis, dalam bahasa Inggris syntax dalam bahasa Arab nahu adalah ilmu bahasa yang membicarakan hubungan antarunsur bahasa yang membentuk sebuah kalimat. Dalam bahasa Yunani sintaksis disebut suntattein yang berarti sun ‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’. Secara etimologi istilah tersebut berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata (frasa) atau kalimat dan kelompok-kelompok kata (frasa) menjadi kalimat. Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia, sintaksis disebut juga dengan ilmu tata kalimat.
Ramlan (1987:21) mengemukakan bahwa sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Sintaksis adalah susunan kata-kata di dalam kalimat (Verhaar, 11:1999).

Fungsi Sintaksis                                              

Yang dimaksud dengan fungsi sintaksis (atau kita sebut fungsi saja) adalah semacam  “kotak-kotak” atau “tempat-tempat” dalan struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu (Verhaar 1978, Chaer 2007). Kotak-kotak ini bernama subjek (S), predikat (P). Objek (O), KOMPLEMEN (i Kom) dan keterangan (Ket). Secara umum “kotak-kotak” fungsi itu dapat dibagankan sebagai berikut, meskipun di dalam praktik berbahasa urutannya bisa tidak sama.
S
P
(O/Komp)
(ket)

Dari bagan itu tampak bahwa secara formal fungsi S dan P harus selalu ada dalam setiap klausa karena keduanya saling ”berkaitan”. Dalam hal ini bisa dikatakan, bahwa S adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan; sedangkan P adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai S (Kridalaksana 2002).

Kategori Sintaksis

Yang dimaksud dengan kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektiva (A), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronomina (Pron). Dalam hal ini N,V, dan A merupakan kategori utama; sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.

Peran Sintaksis

Chafe (1970) dan para pakar semantik generatif berpendapat bahwa verba atau kata kerja yang mengisi fungsi P merupakan pusat semantik dari sebuah klausa (istilah yang mereka gunakan preposisi). Oleh karena itu, verba ini menentukan hadir tidaknya fungsi-fungsi lain serta tipe atau jenis dari kategori yang mengisi fungsi-fungsi lain itu. Misalnya verba membaca akan menghadirkan fungsi S berkategori N atau FN yang berciri (+ manusia), dan sebuah fungsi O berkategori N atau FN yang berciri (+ bacaan). Sedangkan verba membacakan selain menghadirkan fungsi S brerkategori N atau FN berciri (+ manusia) dan fungsi O berkategori N atau FN berciri (+ bacaan), yang kini berubah menjadi fungsi komp, juga menghadirkan sebuah fungsi O berkategori N atau FN dan berciri (+ manusia).
S <--------> MEMBACA <--------> O
N/FN                                           N/FN
(+ manusia)                         (+ bacaan)


<--------> MEMBACA <--------> O  -------------->Komp 
N/FN                                          N/FN                       N/FN
(+ manusia)                        (+ bacaan)                  (bacaan)


1. Nenek  membaca  komik
       S           P              O
2. Nenek  membacakan  adik  komik
       S               P              O      Komp
Hubungan antara kategori pengisi fungsi P, baik berkategori V maupun bukan, dengan pengisi fungsi S berperan fungsi-fungsi lain disebut “peran sintaksis”. Jadi, nenek pengisi fungsi S berperan “pelaku”, membaca pengisi fungsi P berperan “tindakan”, dan komik pengisi fungsi O berperan “sasaran”. Pada contoh 2, adik berperan “benafaktif”, dan komik berperan “pelengkap”.

No comments :

Post a Comment