Pengertian Sintaksis
Sintaksis
dalam bahasa Belanda syntaxis, dalam
bahasa Inggris syntax dalam bahasa
Arab nahu adalah ilmu bahasa yang
membicarakan hubungan antarunsur bahasa yang membentuk sebuah kalimat. Dalam
bahasa Yunani sintaksis disebut suntattein
yang berarti sun ‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’. Secara etimologi
istilah tersebut berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok
kata (frasa) atau kalimat dan kelompok-kelompok kata (frasa) menjadi kalimat.
Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia, sintaksis disebut juga dengan ilmu tata kalimat.
Ramlan
(1987:21) mengemukakan bahwa sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Sintaksis
adalah susunan kata-kata di dalam kalimat (Verhaar, 11:1999).
Fungsi Sintaksis
Yang
dimaksud dengan fungsi sintaksis (atau kita sebut fungsi saja) adalah
semacam “kotak-kotak” atau
“tempat-tempat” dalan struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan
kategori-kategori tertentu (Verhaar 1978, Chaer 2007). Kotak-kotak ini bernama subjek (S), predikat (P). Objek (O),
KOMPLEMEN (i Kom) dan keterangan (Ket). Secara umum “kotak-kotak” fungsi
itu dapat dibagankan sebagai berikut, meskipun di dalam praktik berbahasa
urutannya bisa tidak sama.
S
|
P
|
(O/Komp)
|
(ket)
|
Dari
bagan itu tampak bahwa secara formal fungsi S dan P harus selalu ada dalam
setiap klausa karena keduanya saling ”berkaitan”. Dalam hal ini bisa dikatakan,
bahwa S adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh
pembicaraan; sedangkan P adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan
oleh pembicaraan mengenai S (Kridalaksana 2002).
Kategori Sintaksis
Yang
dimaksud dengan kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi
sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V),
adjektiva (A), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi
(Konj), dan pronomina (Pron). Dalam hal ini N,V, dan A merupakan kategori
utama; sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.
Peran Sintaksis
Chafe
(1970) dan para pakar semantik generatif berpendapat bahwa verba atau kata
kerja yang mengisi fungsi P merupakan pusat semantik dari sebuah klausa
(istilah yang mereka gunakan preposisi). Oleh karena itu, verba ini menentukan
hadir tidaknya fungsi-fungsi lain serta tipe atau jenis dari kategori yang
mengisi fungsi-fungsi lain itu. Misalnya verba membaca akan menghadirkan fungsi S berkategori N atau FN yang
berciri (+ manusia), dan sebuah fungsi O berkategori N atau FN yang berciri (+
bacaan). Sedangkan verba membacakan selain
menghadirkan fungsi S brerkategori N atau FN berciri (+ manusia) dan fungsi O
berkategori N atau FN berciri (+
bacaan), yang kini berubah menjadi fungsi komp, juga menghadirkan sebuah fungsi
O berkategori N atau FN dan berciri (+ manusia).
N/FN N/FN
(+
manusia) (+
bacaan)
N/FN N/FN N/FN
(+
manusia) (+
bacaan) (bacaan)
1.
Nenek membaca komik
S P O
2.
Nenek membacakan adik
komik
S P O Komp
Hubungan antara kategori
pengisi fungsi P, baik berkategori V maupun bukan, dengan pengisi fungsi S
berperan fungsi-fungsi lain disebut “peran sintaksis”. Jadi, nenek pengisi fungsi S berperan
“pelaku”, membaca pengisi fungsi P
berperan “tindakan”, dan komik pengisi
fungsi O berperan “sasaran”. Pada contoh 2, adik
berperan “benafaktif”, dan komik
berperan “pelengkap”.
No comments :
Post a Comment