Sintaksis
membicarakan berbagai seluk-beluk frase dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990: 41).
Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk
kalimat, klausa, dan frasa. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun
yang bearti dengan dan kata tattein
yang bearti menempatkan jadi secara
etimologi berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau
kalimat. Banyak ahli telah mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis.
Dikatakan bahwa sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang
dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat.
Sintaksis juga merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya
mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas (Tarigan, 1984:5).
Istilah
sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase (Ramlah 2001:18).
Dari
beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan
kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.
1. Frasa
Frasa
adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk
suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Frase
terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan dan dalam
pembentukan ini tidak terdapat ciri-ciri klausa dan juga tidak melampui batas
subjek dan batas predikat. Frase adalah suatu komponen yang berstruktur, yang
dapat membentuk klausa dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990:41).
Frase
adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif
atau satu konstruksi ketatabahasaan yang berdiri atas dua kata atau lebih.
Frase terbentuk dari rangkaian kelas kata yang satu dengan yang lain, baik pada
posisi pertama maupun ke dua. Rangkaian kelas kata yang membentuk frase itu
mempunyai hubungan atributif, predikatif, dan posesif (Kailani Hasan, 1983:23).
Dari
beberapa pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa frasa merupakan gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai batas
subjek dan predikat, yang biasanya rangkaian kata tersebut mempunyai satu makna
yang tidak bisa dipisahkan.
2. Klausa
Klausa
adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan
predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan
distribusi satuannya dan berdasarkan fungsinya. Pada umumnya klausa, baik
tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat. Kalimat inti terdiri atas
klausa tunggal, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas lebih dari satu
klausa. Oleh karena itu, kalimat majemuk terdiri atas klausa-klausa yang
saling berhubungan.
Klausa
ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur
klausa. Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga
dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan
klausa, dan kalimat jawaban.
Klausa
adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif
artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang
berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan
sebagai keterangan.fungsi yang bersifat wajib pada konstruksi ini adalah subjek
dan predikat sedangkan yang lain tidak wajib.
Sehigga
dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan
adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lainnya
tidak wajib. Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga
tidak muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan
tidak resmi. Klausa juga berpotensi menjadi kalimat tunggal karena didalamnya
terdapat unsur sintaksis yakni subjek dan predikat.
3. Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh (Diana Nababan, 2008:82).
Kalimat
adalah tuturan yang mempunyai arti penuh dan turunnya suara menjadi ciri
sebagai batas keseluruhannya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang diakhiri dengan
intonasi final (Kailani Hasan, 1983:23).
Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata,
frase, atau klausa (M.Asfandi Adul, 1990: 41).
Jika
dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupa subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya, kalimat dibedakan
menjadi kalimat tunggal serta kalimat majemuk.
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial
terdiri atas klausa.
Fungsi Kajian Sintaksis
Fungsi kajian sintaksis terdiri dari
beberapa komponen. Diantaranya adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan
keterangan. Memperjelas tentang hakikat dari subjek dan predikat, objek dan
pelengkap, serta keterangan. Semuanya akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Subjek dan Predikat
- Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain’.
- Subjek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi.
- Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberi partikel -kah. Predikat dapat diberi partikel -kah.
Contoh dari kalimat yang memiliki
subjek dan predikat adalah, ‘Adik sedang makan’. ‘Adik’ menduduki fungsi
subjek, sedangkan ’sedang makan’ menduduki fungsi predikat.
‘Adik sedang makan.’
S
P
b. Objek dan Pelengkap
- Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.
- Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif (memerlukan objek) atau semi transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif (tidak memerlukan objek).
- Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.
c. Keterangan
- Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.
- Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.
- Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.
Contoh kalimat yang memiliki
keterangan adalah ‘Kemarin, Pak Anwar membeli buah-buahan di pasar induk’.
‘Kemarin’ dan ‘di pasar induk’ merupakan keterangan, untuk ‘Pak Anwar’
menduduki fungsi subjek. Kata ‘membeli’ merupakan predikat dan ‘buah-buahan’
adalah fungsi objek.
‘Kemarin , Pak Anwar membeli buah-buahan
di pasar induk’.
Ket
S P O Ket
No comments :
Post a Comment