Hakikat Manusia
1. Menurut
Plato
Manusia adalah suatu pribadi yang
tak terbatas,pada saat bersatunya jiwa dan raga,lalu jiwa dan raga bukan
diciptakan dengan situasi yang bersamaan, serta jiwa itu telah ada sebelumnya .
Raga manusia adalah hanya sebatas
instrument,bagi penyempurnaan jiwanya di dunia ini,dan bagi Plato setiap
manusia saat ia lahir kedunia selalu membawa ide ide yang baik[innate idea].
Cara mengimplementasikan pada
kehidupan sehari-hari adalah :
1) Untuk
menerapkannya dalam masyarakat, yaitu dengan cara membuat inovasi-inovasi
kepada masyarakat yang berguna kedepannya. Conothnya pada inovasi pupuk yang
sangat berguna bagu masyarakat sekitar yang mengelola sawaah.
2) Memberikan
ide-ide pikiran yang baru agar masyarakat tidak tertinggal. Contohnya seperti pengenalan
internet kepada masyarakat. Terutama kepada masyarakat yang sangat membutuhkan
informasi, seperti petani, pedagang dan sebagainya. Dengan internet masyarakat
akan mudah mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Masyarakat pun tak akan
tertinggal.
3) Untuk
penerapan disekolah yaitu dengan cara guru harus memiliki pemikiran atau ide
kreatif dalam proses pengajaran agar siswa pun tak merasa bosan. Contohnya
yaitu guru menyuruh siswa nya untuk melakukan penelitian diluar kelas. Ini akan
menumbuhkan kekreatifan siswa dan siswapun tak merasa bosan.
4)
Siswa pun harus mempunyai ide-ide
pemikiran yang kreatif, dengan cara siswa mempelajari materi yang akan
diberikan kepada gurunya. Pada malam harinya siswa itu harus belajar agar saat
proses belajar dan materi itu dibahas, siswa itu pun sudah lebih paham sebelum
pelajarannya dibahas.
2.
Al-Qur'an menegaskan kualitas dan nilai manusia dengan
menggunakan tiga macam istilah yang satu sama lain saling berhubungan,
yakni al-insaan , an-naas , al-basyar , dan banii Aadam
.
Manusia disebut al-insaan karena dia sering menjadi pelupa
sehingga diperlukan teguran dan peringatan.
Sedangkan kata an-naas (terambil dari kata an-naws yang
berarti gerak; dan ada juga yang berpendapat bahwa ia berasal dari kata unaas
yang berarti nampak) digunakan untuk menunjukkan sekelompok manusia baik dalam
arti jenis manusia atau sekelompok tertentu dari manusia.
Manusia disebut al-basyar, karena dia cenderung perasa dan
emosional sehingga perlu disabarkan dan didamaikan. Manusia disebut sebagai
banii Aadam karena dia menunjukkan pada asal-usul yang bermula dari nabi Adam
as sehingga dia bisa tahu dan sadar akan jati dirinya. Misalnya, dari mana dia
berasal, untuk apa dia hidup, dan ke mana ia akan kembali.
Penggunaan istilah banii Aadam menunjukkan bahwa manusia
bukanlah merupakan hasil evolusi dari makhluk anthropus (sejenis kera). Hal ini
diperkuat lagi dengan panggilan kepada Adam dalam al-Qur'an oleh Allah dengan
huruf nidaa (Yaa Adam!). Demikian juga penggunaan kata ganti yang menunjukkan
kepada Nabi Adam, Allah selalu menggunakan kata tunggal (anta)dan bukan jamak
(antum) sebagaimana terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 35.
Manusia dalam pandangan al- Qur'an bukanlah makhluk
anthropomorfisme yaitu makhluk penjasa dan Tuhan, atau mengubah Tuhan menjadi
manusia. Al-Qur'an menggambarkan manusia sebagai makhluk theomorfis yang
memiliki sesuatu yang agung di dalam dirinya. Disamping itu manusia dianugerahi
akal yang memungkinkan dia dapat membedakan nilai baik dan buruk, sehingga
membawa dia pada sebuah kualitas tertinggi sebagai manusia takwa.
Al-Qur'an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan
mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa
Nabi Adam sebagai cikal bakal manusia,yang melakukan dosa dengan melanggar
larangan Tuhan, mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari sorga, tidak
bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa
turunan.
Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi
yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan
abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan
beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan
manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah
berpembawaan baik (positif, haniif).
Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia
adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki
kualitas dan kesejatian semulia itu. Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa
kualitas dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan
dilema-dilema dalam proses pencapaiannya.
Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan
yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup
manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu
sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu
menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia
berkualitas mutaqqin di atas.
Cara mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari
adalah :
1)
Manusia harus terus selalu mengingat Allah Swt yang
maha kuasa. Karena manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, karena manusia
tak lepas dari yang namanya kesalahan. Dengan selalu mengingat Allah Swt.
manusia akan cenderung melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala
larangan-Nya. Contohnya dengan selalu melakukan ibadah yang telah diperintahkan
seperti shalat lima waktu.
2)
Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan bentuk
yang sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, jadi manusia harus
menggunakan apa yang diciptakan oleh Allah dengan benar sesuai kegunaannya.
Contohnya seperti kaki digunakan untuk berjalan bukan untuk merusak tanaman
milik tetanggga
3)
Manusia memiliki rasa emosional yang tinggi, jadi
manusia harus memiliki juga kesabaran yang tinggi. Menanggapi semua masalah
dengaan tenang dan menyelesaikannya dengan senangg hati. Contohnya seperti
seseorang mendapatkan musibah jatuh dari motor. Walau mendapat luka, ia tetap
menghadapinya dengan sabar dan pasrah berharap kemudahan kepada Allah Swt
3.
Aristoteles berpendapat tentang hakikat
manusia bahwa manusia adalah mahluk yang organis dimana fungsionalisasinya
tergantung dengan jiwanya,dengan menitik beratkan pada fungsi humanis pada
jiwanya, ketika manusia berhadapan dengan hal hal sulit dan memperlihatkan
fungsi motoriknya,dan unsur kreatifitas mempunyai hubungan dengan daya
motoriknya.
Cara
mengimplemantasikan pada kehidupan sehari :
1) Manusia
tidak bisa hidup sendiri-sendiri, manusia bisa hidup dengan adanya rasa saling
bantu. Maka dari itu, dalam kehidupan masyarakat kita harus saling menjaga rasa
silahturahmi agar rasa kekeluargaan antar masyarakat tidak luntur. Contohnya
seperti saat pak RT mengadakan perkumpulan dengan warga sekitar, berkumpul
membahas segala macam percakapan. Silahturahmi antar warga sekitar pun akan
terjaga.
2) Penerapannya
di sekolah dengan cara menjaga kerukunan antar guru dan siswanya agar hubungan
dengan guru dengan siswa akan lebih baik. Contohnya seperti disaat guru yang
menjelaskan suatu pelajaran dan kemudian diselipkan sebuah lelucon ringan.
Dengan adanya lelucon itu, siswa pun tak merasa bosan untuk memperhatikan
pelajaran yang diterangkan oleh guru tersebut.
3) Manusia
harus kreatif untuk menghadapi masalah yang terjadi agar tak menjadi beban
berat saat menanggungnya. Contohnya yaitu saat seseorang memiliki masalah
dengan kendaraannya dan membutuhkan bantuan orang lain. Dengan sabar orang
tersebut meminta bantuan dengan tetangganya yang memiliki keahlian dibidang
mesin. Selain menjalin silahturahmi dengan tetangganya, orang tersebutpun akan
mendapatkan sebuah ilmu yang akan berguna kedepannya