Tahapan Dalam Proses Pernikahan Yang Syar'i
- Ta'arruf (perkenalan)
- Nadhor (melihat kondisi fisik dan non fisik masing2 calon, dimana seorg laki2 diperbolehkan melihat aurat calon istrinya, dgn didampingi oleh mahram terdekat masing2 calon).
Yang jelas semua info yang dibutuhkan dan berkaitan
dengan hubungan rumah tangga harus semuanya dibuka apa adanya. Bila dianggap
tdk sesuai boleh dibatalkan.
Cuma info masing-masing pihak gak boleh
dipublikasikan, baik info fisik maupun catatan penyakitnya.
Kedua kubu boleh mengajukan penolakan, baik laki2
maupun perempuan. Jika kubu wanita gak suka dia bebas untuk menolak, begitu jg
sebaliknya.
T: *mau tanya,kl diliat pd thp nadhor itu betul2
soal fisik ya Tadz..bgmn dg sifat(bawel,pendiem,galak dll)/Kecocokan
berkomunikasi? Bknkah ini penting juga dlm berumah tangga?
J: Kalo sifat yang kang aviv sebutin itu bisa
diungkap saat ta'aruf kang atau saat nadhor pun bisa..Ditanyain ke anggota
keluarga yang paling kenal dengan sifatnya si calon istri kang.
- Tahap selanjutnya : khithbah (lamaran).
Pada tahap ini pihak laki-laki baik secara langsung
(ini yang afdlol) atau melalui perwakilan mengajukan lamaran kepada pihak
wanita tanpa harus dipertemukan lagi antara kedua calon.
Kagak boleh ada yang namanya tunangan apalagi make
tuker cincin. Sebab tunangan bukan berasal dari sunnah Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam. Sedangkan tukar cincin bentuk tasyabbuh (menyerupai) orang kafir.
Nah, terhitung sejak tanggal lamaran diterima maka
sejak itu selama kedua belah pihak tidak mengajukan pembatalan maka pihak
wanita gak boleh menerima lamaran dari laki-laki lain. Adapun pihak laki-laki
masih boleh mengajukan lamaran ke pihak wanita yang lain (jika kuota dia masih
ada).
Jadi dalam waktu yang bersamaan laki-laki boleh
melakukan ta'aruf, nadhor, dan khithbah pada beberapa wanita.
- Setelah itu akad nikah, prosesi seperti biasa dengan calon wanita tidak dipajang ke tamu laki-laki yang bukan mahramnya.
Dan yang afdlol yang menjabat tangan calon suami
adalah ayah/mahram laki-laki terdekat bagi calon istri.
»Mahar disebutkan disaat akad nikah, kagak mesti
seperangkat alat sholat...Mahar termasuk rukun nikah.
T: Yang benar memurahkan mahar atw memudahkan mahar
ustadz?
J: Jika memurahkan masuk dalam kategori memudahkan
ya dimurahin aja maharnya. Mudah kan gak mesti murah.
Mahar seperangkat alat sholat bukan wajib bukan juga
sunnah bahkan mengharuskan keberadaannya bisa menggiring ke bid'ah. Yang jelas
syari'at tidak menetapkan sebagai mahar yang kudu ada.
T: Soal nikah di masjid itu ada dalilnya ga ustadz?
J: Gak ada dalil akad nikah kudu di masjid,
melazimkannya bisa menggiring ke bid'ah.
T: Sama kriteria wali/saksi pernikahannya jg..
J: Wali harus ortu kandung atau mahram ortu
laki-laki yang paling dekat. Saksi kudu orang yang persaksiannya bisa
dipertanggung jawabkan.
T: Ustadz, apakah benar seorg ayah (kdg)boleh
menikahkan anaknya (pr) tanpa persetujuan dan kehadiran si anak?
J: Kalo anaknya perawan dan orang tua paham betul
akan kualitas agamanya dan keamanahan agamanya, maka gak ada masalah insya
Allah.
Kalo anaknya janda maka harus minta persetujuannya.
Wallahu a'lam bish showwab.
- Tahap selanjutnya : walimatul 'ursy (resepsi), boleh dilangsungkan setelah akad nikah. Boleh ditunda.
*selesai, wallahu a'lam bish shawwab*
Kita munculkan pertanyaan soal nikah ya:
T: Ustadz, kl wanitanya blm tau banget pengetahuan
agmnya, apa ga boleh nikah sm lk2 yg sdh paham, jd bisa dibimbing?
J: Boleh aja asal laki-lakinya mau dan siap untuk
membimbing.
T: 1. Apa boleh akad nikah dengan beberapa wanita
dalam 1 waktu?
J: boleh saja seorang laki-laki melakukan akad nikah
dengan beberapa wanita selama kuotanya masih ada *kuota 4 istri-
T: 2. Jika demikian bagaimana pembagian malam
pertamanya?
J. wanita yang paling awal diakad adalah yang jatah
malam pertamanya paling belakangan. Adapun lama waktunya : jika janda 3 hari 3
malam, jika perawan 7 hari 7 malam.
Contoh : jika si a melakukan 2 akad nikah pada waktu
bersamaan, yang pertama dengan janda yang kedua perawan, maka pembagian malam
pertamanya : perawan dapat jatah lebih dulu selama 7 hari 7 malam. Si janda
dapat jatah 3 hari 3 malam, dihitung dari hari ke 8 dari hari si perawan.
Selanjutnya pembagian malam diatur sesuai dengan
kemampuan si pria, boleh sehari semalam per org, per dua hari dst yang jelas
jumlah hari dan malam mesti sama.
T: Kl sebelumnya si pria sdh nikah, trs mau pake
kuota yg sisa yg diakad bareng, pembagian giliran sm yg pertama bgm ustadz?
J: Yang pertama ditunda hingga pembagian malam
pertama yang baru selese.
T: Ustadz, apa boleh kl mengumpulkan istri dlm satu
rmh?
J: Kalo rumahnya bertingkat dibolehkan bu. Jika
tidak tapi mampu membuat batas rumah hingga terpisah dengan jelas bagian tiap
istri maka boleh insya Allah, tp lbh dr sekedar kamar. Kalo betuknya seperti
kos2an gak ada masalah bu, yang masing-masing punya pintu.
T: Bgm hukumnya bg org yg tdk menikah, apakah tdk
menyelisihi sunnah Rasulullaah?
J: Kalo wanita gak wajib untuk menikah. Ini secara
hukum asal, beda dgn laki2 bu.
Karena khithob (yang diajak) bicara dalam hadits
soal nikah hanya untuk laki-laki bu. Kemudian para ulama mengkaitkannya dengan
adanya hadits yang menerangkan diantara tanda dekatnya kiamat adalah ketika
jumlah pria dan wanita menjadi 1:5. Jumlah wanita yang lebih banyak dari para
pria akan menimbulkan kesulitan bagi para wanita untuk menikah sebab 5 wanita
harus bersaing untuk mendapatkan 1 laki-laki. Itu kl mrk ga mau dimadu.
T: kl pernikahan dgn sepupu itu bgm?
J: Boleh bu gak ada larangan baik sepupuannya dari
pihak bapak atau ibu.
T: Trs yg spt Ali رضي اللّه عنه dgn Fatimah رضي اللّه
عنها itu kan paman dgn keponakan?
J: Iya bener bu, itu sah-sah aja bu. Kalo mau buat tante
dengan ponakan juga bisa.
*Masalah ta'aruf dll udah dijelaskan alhamdulillah.
visit me
ReplyDeletevisit me
visit me
visit me
visit me
jadi seperti itu tahapannya nice info kak
ReplyDeletetolak angin sido muncul